Analisis fundamental dan valuasi saham UNTR 2025 berdasarkan data keuangan terbaru: stabilitas, dividen tinggi, dan arah jangka menengah.
Disclaimer:
Analisis ini bukan nasihat investasi. Saham berisiko tinggi—lakukan riset mandiri (DYOR - Do Your Own Research) dan konsultasi dengan penasihat keuangan berlisensi sebelum mengambil keputusan. Hasil masa lalu tidak menjamin kinerja masa depan.
Analisis Saham UNTR (United Tractors) 2025h1
Stabil, efisien, dan tetap jadi sumber dividen utama Astra Group.
United Tractors (IDX: UNTR) sudah lama dikenal sebagai salah satu perusahaan paling solid di Bursa Efek Indonesia.
Dengan portofolio yang terdiversifikasi — mulai dari alat berat (Komatsu), pertambangan batubara, hingga energi terbarukan — UNTR memegang posisi penting dalam ekosistem bisnis Astra International.
Data keuangan terbaru menunjukkan bahwa UNTR masih mempertahankan margin tinggi dan posisi kas yang sangat kuat, meskipun terjadi tekanan dari harga batubara dan permintaan alat berat global yang mulai melandai.
1. Sekilas Kinerja Keuangan (berdasarkan data terkini)h2
| Komponen | Nilai | Catatan |
|---|---|---|
| Harga saham (Nov 2025) | ± Rp28.475 | relatif stabil setelah fluktuasi pertengahan tahun |
| Market Cap | Rp100,3 triliun | termasuk 10 besar emiten terbesar di BEI |
| Pendapatan (TTM) | Rp135,3 triliun | turun 8,9% YoY |
| Laba bersih (TTM) | Rp15,4 triliun | turun 44,8% YoY |
| EPS (TTM) | Rp4.132 | mencerminkan profitabilitas masih tinggi |
| PER (TTM) | 6,51× | cukup rendah dibanding sektor industri lainnya |
| PBV | 0,74× | menunjukkan valuasi masih di bawah nilai buku |
| Dividend Yield (TTM) | 7,62% | salah satu tertinggi di indeks LQ45 |
| Payout Ratio | 50% | seimbang antara dividen dan reinvestasi |
Penurunan pendapatan dan laba bersih terutama disebabkan oleh normalisasi harga batubara dan penurunan volume alat berat, namun posisi keuangan UNTR tetap sangat kuat.
2. Profitabilitas & Efisiensi Operasionalh2
| Rasio | Nilai | Analisis |
|---|---|---|
| Gross Profit Margin | 22.63% | masih stabil di tengah tekanan biaya |
| Operating Profit Margin | 17.98% | efisiensi tetap terjaga |
| Net Profit Margin | 10.47% | laba masih dua digit meskipun siklus melemah |
| ROE (Return on Equity) | 15.88% | menunjukkan efektivitas penggunaan modal tinggi |
| ROA (Return on Assets) | 8.63% | efisiensi aset masih di atas rata-rata sektor industri |
| ROCE (Return on Capital Employed) | 19.88% | menandakan manajemen operasional yang disiplin |
Margin dan pengembalian modal UNTR membuktikan ketahanan model bisnisnya — tetap menghasilkan laba di tengah penurunan harga komoditas.
Sebagai catatan, perusahaan juga mulai meningkatkan proporsi bisnis non-batubara, termasuk jasa kontraktor dan energi baru terbarukan (EBT).
3. Neraca & Arus Kas: Kekuatan Finansial Utamah2
| Komponen | Nilai | Catatan |
|---|---|---|
| Total Aset | Rp178,8 triliun | basis aset besar & terdiversifikasi |
| Total Ekuitas | Rp156,6 triliun | struktur modal sangat kuat |
| Kas (Quarter) | Rp28,3 triliun | posisi kas besar untuk dividen & ekspansi |
| Utang berbunga (Total) | Rp22,1 triliun | sangat kecil relatif terhadap aset |
| Debt to Equity Ratio | 0.22× | rendah, menunjukkan konservatisme finansial |
| Altman Z-Score (Modified) | 2.26 | zona aman, tidak berisiko gagal bayar |
| Free Cash Flow (TTM) | Rp10,1 triliun | arus kas sehat meski CAPEX besar |
| Cash Flow from Operations (TTM) | Rp26,8 triliun | menunjukkan kemampuan internal funding tinggi |
💬 Kesimpulan:
UNTR memiliki likuiditas tinggi dan leverage rendah.
Perusahaan mampu mendanai ekspansi maupun dividen besar tanpa ketergantungan utang.
4. Pertumbuhan (YoY)h2
| Parameter | Perubahan | Catatan |
|---|---|---|
| Pendapatan | –8.86% | dampak pelemahan harga batubara global |
| Laba Kotor | –10.68% | mencerminkan penyesuaian margin produksi |
| Laba Bersih | –44.80% | penurunan tajam akibat normalisasi sektor tambang |
Penurunan tajam laba bersih tidak sepenuhnya negatif: ini lebih ke arah penyesuaian siklus komoditas, bukan masalah struktural.
Manajemen UNTR telah mengindikasikan strategi diversifikasi yang lebih agresif ke sektor energi terbarukan dan alat berat non-tambang (sumber: laporan keuangan Q3 2025, UNTR.co.id).
5. Dividen: Tetap Menjadi Daya Tarik Utamah2
UNTR dikenal sebagai emiten dengan kebijakan dividen yang konsisten dan royal.
Dalam 5 tahun terakhir, payout ratio selalu berada di kisaran 45–60%, dengan dividen yang terus meningkat seiring arus kas operasional yang kuat.
| Tahun | Dividen per Saham (Rp) | Ex-Date | Dividend Yield |
|---|---|---|---|
| 2025 | 567 | 8 Okt 2025 | 7.6% |
| 2024 | 1,484 | 7 Mei 2025 | 9.4% |
| 2023 | 1,569 | 6 Mei 2024 | 9.0% |
| 2022 | 6,185 | 28 Apr 2023 | 16% |
| 2021 | 905 | 20 Apr 2022 | 4.5% |
Dividen tinggi seperti ini menjadikan UNTR favorit di kalangan dividend-seeking investors.
Dengan kas Rp28 triliun, kemampuan membayar dividen di atas 7% per tahun tampak berkelanjutan setidaknya hingga 2026.
6. Valuasi Saham: Murah Secara Relatifh2
| Rasio | Nilai | Bandingkan |
|---|---|---|
| PER (TTM) | 6.51× | jauh di bawah rata-rata sektor industri berat (10–12×) |
| PBV | 0.74× | menunjukkan undervaluation yang cukup jelas |
| EV/EBITDA | 2.13× (estimasi) | sangat efisien untuk ukuran perusahaan besar |
| PEG (3Y) | 0.29× | menandakan valuasi menarik relatif pertumbuhan historis |
📊 Interpretasi:
Valuasi UNTR mencerminkan market pessimism terhadap sektor batubara dan alat berat. Namun secara fundamental, level ini justru memberi margin of safety yang lebar bagi investor jangka panjang.
7. Kinerja Harga Sahamh2
| Periode | Perubahan | Catatan |
|---|---|---|
| 1M | +3.61% | mulai stabil setelah tekanan kuartal lalu |
| 6M | +19.50% | menunjukkan rebound bertahap |
| 1Y | +1.42% | masih tertinggal dibanding indeks LQ45 |
| 3Y | –3.48% | stagnan akibat siklus komoditas menurun |
| 10Y | +48.62% | pertumbuhan nilai jangka panjang tetap positif |
Harga saham UNTR saat ini relatif undervalued dibanding kinerja jangka panjangnya.
Investor institusi masih melihat saham ini sebagai income stock, bukan saham pertumbuhan.
8. Prospek 2025–2026h2
Faktor Pendukung:h3
- Potensi pemulihan permintaan alat berat dari proyek infrastruktur pemerintah (IKN, jalan tol, energi).
- Hilirisasi tambang dan peningkatan produksi emas (melalui PT Agincourt Resources).
- Posisi kas besar memungkinkan ekspansi ke energi terbarukan (PLTA, PLTS).
Risiko:h3
- Harga batubara global yang terus melemah bisa menekan margin.
- Fluktuasi rupiah terhadap dolar, karena sebagian besar alat berat masih impor.
- Perlambatan ekonomi Tiongkok yang bisa menurunkan permintaan komoditas.
9. Estimasi Nilai Wajarh2
Berdasarkan data fundamental:
- EPS TTM: Rp4.132
- Target PER konservatif: 8×
- Target PER optimistis: 10×
🎯 Fair Value Range: Rp33.000 – Rp41.000 per saham
💡 Harga saat ini: Rp28.475
→ Masih ada potensi kenaikan 15–30% jika profitabilitas stabil dan harga komoditas tidak terus melemah.
10. Kesimpulan: Saham Value yang Tetap Layak Simpanh2
| Aspek | Penilaian |
|---|---|
| Kinerja Fundamental | Kuat dan efisien |
| Valuasi | Undervalued |
| Dividen | Konsisten dan tinggi |
| Risiko Utama | Siklus komoditas dan permintaan alat berat |
| Outlook 2025–2026 | Netral ke positif |
UNTR tetap menjadi salah satu saham value paling solid di BEI.
Bagi investor konservatif yang mencari dividen besar, stabilitas kas, dan eksposur moderat ke sektor tambang — UNTR masih relevan dan menarik untuk disimpan jangka menengah.
“United Tractors bukan saham yang naik karena euforia, tapi karena keandalan.
Ia tetap berputar seperti mesin diesel — stabil, hemat, dan terus menghasilkan.”
Comments