Evaluasi fundamental dan valuasi saham SCMA 2025 berdasarkan kinerja terbaru, margin, arus kas, dan prospek transformasi digitalnya.
Disclaimer:
Analisis ini bukan nasihat investasi. Saham berisiko tinggi—lakukan riset mandiri (DYOR - Do Your Own Research) dan konsultasi dengan penasihat keuangan berlisensi sebelum mengambil keputusan. Hasil masa lalu tidak menjamin kinerja masa depan.
Analisis Saham SCMA (Surya Citra Media) 2025h1
Kinerja mulai stabil, valuasi belum mahal, dan dividen tinggi jadi penopang utama.
Surya Citra Media (IDX: SCMA) kembali menarik perhatian investor setelah menunjukkan tanda-tanda stabilisasi kinerja di 2025.
Sebagai bagian dari Emtek Group, SCMA tengah menjalani fase transisi menuju bisnis digital yang lebih terintegrasi, sembari tetap mempertahankan posisi kuat di televisi free-to-air melalui SCTV dan Indosiar.
Meskipun pertumbuhan pendapatan masih negatif, perusahaan berhasil memperbaiki profitabilitas dan menekan biaya operasional — menghasilkan lonjakan laba bersih yang signifikan secara tahunan.
1. Ringkasan Kinerja Keuanganh2
| Komponen | Nilai | Catatan |
|---|---|---|
| Harga saham (Nov 2025) | ± Rp338 | naik 156% dalam setahun terakhir |
| Market Cap | Rp25,0 triliun | termasuk kapitalisasi besar di sektor media |
| Pendapatan (TTM) | Rp6,96 triliun | turun 5,05% YoY |
| Laba Bersih (TTM) | Rp677 miliar | naik 491% YoY, efisiensi berhasil |
| EPS (TTM) | Rp9,15 | masih relatif rendah secara nominal |
| PER (TTM) | 36,9× | valuasi tinggi, tapi mulai rasional jika laba berkelanjutan |
| PBV | 3,71× | premium karena ekspektasi pertumbuhan digital |
| Dividend Yield | 6,8% | termasuk salah satu tertinggi di sektor non-bank |
| Piotroski F-Score | 9/9 | sinyal kuat dari sisi fundamental dan arus kas |
2. Profitabilitas: Margin Menguat Signifikanh2
| Rasio | Nilai | Interpretasi |
|---|---|---|
| Gross Profit Margin | 41.09% | meningkat tajam dibanding dua tahun sebelumnya |
| Operating Profit Margin | 18.20% | menunjukkan efisiensi operasional berhasil |
| Net Profit Margin | 15.72% | level tertinggi sejak 2020 |
| ROE (Return on Equity) | 9.78% | mulai pulih setelah tertekan di 2023 |
| ROA (Return on Assets) | 6.75% | efisiensi aset cukup baik |
Peningkatan margin disebabkan kombinasi antara pemangkasan biaya produksi dan distribusi konten, serta kontribusi positif dari bisnis digital (OTT dan iklan daring).
Segmen digital kini menyumbang lebih dari 20% total pendapatan, naik dari 10% tahun lalu.
3. Neraca dan Arus Kas: Kuat dan Terkendalih2
| Komponen | Nilai | Catatan |
|---|---|---|
| Total Aset | Rp10,03 triliun | masih dalam kisaran stabil |
| Ekuitas | Rp6,93 triliun | struktur modal sehat |
| Debt to Equity Ratio | 0,30× | leverage rendah |
| Kas dan Setara Kas | Rp1,94 triliun | cukup untuk menutupi kebutuhan operasional |
| Free Cash Flow (TTM) | Rp640 miliar | arus kas positif meski investasi meningkat |
| Altman Z-Score | 9.13 | jauh di atas ambang risiko finansial |
SCMA juga mencatat interest coverage ratio 379×, menandakan hampir tidak ada tekanan utang berbunga.
Likuiditas kuat memungkinkan perusahaan tetap agresif dalam ekspansi konten digital tanpa perlu pendanaan eksternal besar.
4. Pertumbuhanh2
| Indikator | YoY | Catatan |
|---|---|---|
| Pendapatan | –5.05% | efek normalisasi belanja iklan televisi |
| Laba Kotor | +5.15% | meningkat karena efisiensi biaya produksi |
| Laba Bersih | +490.77% | pemulihan signifikan dari basis rendah 2023 |
Meski penurunan pendapatan masih menjadi perhatian, perbaikan margin dan profitabilitas menandakan fase restrukturisasi operasional sudah mulai membuahkan hasil.
Dengan konsumsi iklan yang mulai pulih pada semester II/2025 dan integrasi penuh platform streaming Vidio, SCMA berpotensi mencatat pertumbuhan positif di 2026.
5. Dividen: Rasio Tinggi, tapi Perlu Waspadah2
| Tahun | Dividen per Saham (Rp) | Payout Ratio | Dividend Yield |
|---|---|---|---|
| 2024 | 18.00 | 215.7% | 6.8% |
| 2023 | 5.00 | 110.5% | 3.4% |
| 2022 | 6.50 | 128.0% | 4.1% |
| 2021 | 2.50 | 90.0% | 1.8% |
Payout ratio di atas 200% pada 2024 menandakan dividen besar berasal dari akumulasi laba ditahan, bukan hanya laba tahun berjalan.
Walau menarik, kebijakan ini tidak dapat terus dipertahankan tanpa dukungan pertumbuhan laba yang konsisten. Investor perlu mengawasi keberlanjutan arus kas ke depan.
6. Kinerja Harga Sahamh2
| Periode | Perubahan | Keterangan |
|---|---|---|
| 1M | +56.03% | reli cepat seiring perbaikan laba |
| 6M | +93.06% | tren bullish berlanjut |
| 1Y | +156.06% | performa luar biasa di sektor media |
| 3Y | +39.67% | mulai pulih dari masa koreksi 2022–2023 |
| 10Y | –42.22% | masih jauh dari puncak pra-digital 2014–2015 |
Rebound tajam saham SCMA menunjukkan rotasi minat investor ke sektor media digital setelah valuasi sempat jatuh ke level ekstrem. Namun, kenaikan cepat ini menimbulkan potensi profit taking jangka pendek.
7. Valuasi dan Prospekh2
| Rasio | Nilai | Bandingkan |
|---|---|---|
| PER (TTM) | 36.93× | tinggi, tapi wajar untuk fase pemulihan |
| PBV | 3.71× | premium, mencerminkan ekspektasi digitalisasi |
| EV/EBITDA (TTM) | 25.20× | menunjukkan valuasi ekspansi fase awal |
| Dividend Yield | 6.80% | menarik untuk sektor non-cyclical |
| PEG (3Y) | 0.47× | relatif murah terhadap pertumbuhan laba historis |
🎯 Fair Value Estimate: Rp400 – Rp460 per saham
(berdasarkan asumsi PER normalisasi 25–28× dan EPS 2025 sebesar Rp10,5)
8. Risiko Utamah2
- Volatilitas pendapatan iklan — tergantung siklus ekonomi dan pengeluaran korporasi.
- Ketatnya persaingan OTT dan digital ads — Vidio harus mampu bersaing dengan YouTube dan TikTok.
- Keterbatasan monetisasi digital — meski traffic tinggi, profitabilitas digital masih tipis.
- Valuasi yang relatif tinggi — margin of safety mulai menyempit pasca reli besar 2025.
9. Outlook dan Rekomendasih2
SCMA menunjukkan pemulihan yang meyakinkan dari sisi margin dan laba bersih, dengan strategi digital yang mulai efektif.
Namun valuasi saat ini sudah memperhitungkan sebagian besar optimisme jangka pendek.
| Aspek | Penilaian |
|---|---|
| Kinerja Keuangan | Membaik, margin pulih |
| Valuasi | Netral ke agak mahal |
| Dividen | Menarik, tapi tidak sepenuhnya berkelanjutan |
| Risiko | Tinggi di sektor iklan & digital |
| Outlook 12–18 bulan | Netral ke positif, bergantung pada konsistensi laba |
Kesimpulan:
SCMA kini kembali menjadi saham media yang relevan di BEI, terutama bagi investor yang mencari turnaround play dengan dividen besar. Namun, momentum jangka pendek sebaiknya dimanfaatkan dengan disiplin — bukan untuk mengejar euforia.
“Dengan struktur keuangan yang sehat dan portofolio digital yang tumbuh, SCMA kini berada di fase transformasi penting.
Tantangannya bukan lagi soal bertahan di era digital, tapi bagaimana menumbuhkan profit secara berkelanjutan dari sana.”
Comments