Analisis Saham SCMA (Surya Citra Media) 2025: Valuasi Mulai Masuk Akal di Tengah Transisi Bisnis Digital
3 mins

Evaluasi fundamental dan valuasi saham SCMA 2025 berdasarkan kinerja terbaru, margin, arus kas, dan prospek transformasi digitalnya.

Disclaimer:

Analisis ini bukan nasihat investasi. Saham berisiko tinggi—lakukan riset mandiri (DYOR - Do Your Own Research) dan konsultasi dengan penasihat keuangan berlisensi sebelum mengambil keputusan. Hasil masa lalu tidak menjamin kinerja masa depan.

Analisis Saham SCMA (Surya Citra Media) 2025h1

Kinerja mulai stabil, valuasi belum mahal, dan dividen tinggi jadi penopang utama.

Surya Citra Media (IDX: SCMA) kembali menarik perhatian investor setelah menunjukkan tanda-tanda stabilisasi kinerja di 2025.
Sebagai bagian dari Emtek Group, SCMA tengah menjalani fase transisi menuju bisnis digital yang lebih terintegrasi, sembari tetap mempertahankan posisi kuat di televisi free-to-air melalui SCTV dan Indosiar.

Meskipun pertumbuhan pendapatan masih negatif, perusahaan berhasil memperbaiki profitabilitas dan menekan biaya operasional — menghasilkan lonjakan laba bersih yang signifikan secara tahunan.


1. Ringkasan Kinerja Keuanganh2

KomponenNilaiCatatan
Harga saham (Nov 2025)± Rp338naik 156% dalam setahun terakhir
Market CapRp25,0 triliuntermasuk kapitalisasi besar di sektor media
Pendapatan (TTM)Rp6,96 triliunturun 5,05% YoY
Laba Bersih (TTM)Rp677 miliarnaik 491% YoY, efisiensi berhasil
EPS (TTM)Rp9,15masih relatif rendah secara nominal
PER (TTM)36,9×valuasi tinggi, tapi mulai rasional jika laba berkelanjutan
PBV3,71×premium karena ekspektasi pertumbuhan digital
Dividend Yield6,8%termasuk salah satu tertinggi di sektor non-bank
Piotroski F-Score9/9sinyal kuat dari sisi fundamental dan arus kas

2. Profitabilitas: Margin Menguat Signifikanh2

RasioNilaiInterpretasi
Gross Profit Margin41.09%meningkat tajam dibanding dua tahun sebelumnya
Operating Profit Margin18.20%menunjukkan efisiensi operasional berhasil
Net Profit Margin15.72%level tertinggi sejak 2020
ROE (Return on Equity)9.78%mulai pulih setelah tertekan di 2023
ROA (Return on Assets)6.75%efisiensi aset cukup baik

Peningkatan margin disebabkan kombinasi antara pemangkasan biaya produksi dan distribusi konten, serta kontribusi positif dari bisnis digital (OTT dan iklan daring).
Segmen digital kini menyumbang lebih dari 20% total pendapatan, naik dari 10% tahun lalu.


3. Neraca dan Arus Kas: Kuat dan Terkendalih2

KomponenNilaiCatatan
Total AsetRp10,03 triliunmasih dalam kisaran stabil
EkuitasRp6,93 triliunstruktur modal sehat
Debt to Equity Ratio0,30×leverage rendah
Kas dan Setara KasRp1,94 triliuncukup untuk menutupi kebutuhan operasional
Free Cash Flow (TTM)Rp640 miliararus kas positif meski investasi meningkat
Altman Z-Score9.13jauh di atas ambang risiko finansial

SCMA juga mencatat interest coverage ratio 379×, menandakan hampir tidak ada tekanan utang berbunga.
Likuiditas kuat memungkinkan perusahaan tetap agresif dalam ekspansi konten digital tanpa perlu pendanaan eksternal besar.


4. Pertumbuhanh2

IndikatorYoYCatatan
Pendapatan–5.05%efek normalisasi belanja iklan televisi
Laba Kotor+5.15%meningkat karena efisiensi biaya produksi
Laba Bersih+490.77%pemulihan signifikan dari basis rendah 2023

Meski penurunan pendapatan masih menjadi perhatian, perbaikan margin dan profitabilitas menandakan fase restrukturisasi operasional sudah mulai membuahkan hasil.
Dengan konsumsi iklan yang mulai pulih pada semester II/2025 dan integrasi penuh platform streaming Vidio, SCMA berpotensi mencatat pertumbuhan positif di 2026.


5. Dividen: Rasio Tinggi, tapi Perlu Waspadah2

TahunDividen per Saham (Rp)Payout RatioDividend Yield
202418.00215.7%6.8%
20235.00110.5%3.4%
20226.50128.0%4.1%
20212.5090.0%1.8%

Payout ratio di atas 200% pada 2024 menandakan dividen besar berasal dari akumulasi laba ditahan, bukan hanya laba tahun berjalan.
Walau menarik, kebijakan ini tidak dapat terus dipertahankan tanpa dukungan pertumbuhan laba yang konsisten. Investor perlu mengawasi keberlanjutan arus kas ke depan.


6. Kinerja Harga Sahamh2

PeriodePerubahanKeterangan
1M+56.03%reli cepat seiring perbaikan laba
6M+93.06%tren bullish berlanjut
1Y+156.06%performa luar biasa di sektor media
3Y+39.67%mulai pulih dari masa koreksi 2022–2023
10Y–42.22%masih jauh dari puncak pra-digital 2014–2015

Rebound tajam saham SCMA menunjukkan rotasi minat investor ke sektor media digital setelah valuasi sempat jatuh ke level ekstrem. Namun, kenaikan cepat ini menimbulkan potensi profit taking jangka pendek.


7. Valuasi dan Prospekh2

RasioNilaiBandingkan
PER (TTM)36.93×tinggi, tapi wajar untuk fase pemulihan
PBV3.71×premium, mencerminkan ekspektasi digitalisasi
EV/EBITDA (TTM)25.20×menunjukkan valuasi ekspansi fase awal
Dividend Yield6.80%menarik untuk sektor non-cyclical
PEG (3Y)0.47×relatif murah terhadap pertumbuhan laba historis

🎯 Fair Value Estimate: Rp400 – Rp460 per saham
(berdasarkan asumsi PER normalisasi 25–28× dan EPS 2025 sebesar Rp10,5)


8. Risiko Utamah2

  1. Volatilitas pendapatan iklan — tergantung siklus ekonomi dan pengeluaran korporasi.
  2. Ketatnya persaingan OTT dan digital ads — Vidio harus mampu bersaing dengan YouTube dan TikTok.
  3. Keterbatasan monetisasi digital — meski traffic tinggi, profitabilitas digital masih tipis.
  4. Valuasi yang relatif tinggi — margin of safety mulai menyempit pasca reli besar 2025.

9. Outlook dan Rekomendasih2

SCMA menunjukkan pemulihan yang meyakinkan dari sisi margin dan laba bersih, dengan strategi digital yang mulai efektif.
Namun valuasi saat ini sudah memperhitungkan sebagian besar optimisme jangka pendek.

AspekPenilaian
Kinerja KeuanganMembaik, margin pulih
ValuasiNetral ke agak mahal
DividenMenarik, tapi tidak sepenuhnya berkelanjutan
RisikoTinggi di sektor iklan & digital
Outlook 12–18 bulanNetral ke positif, bergantung pada konsistensi laba

Kesimpulan:
SCMA kini kembali menjadi saham media yang relevan di BEI, terutama bagi investor yang mencari turnaround play dengan dividen besar. Namun, momentum jangka pendek sebaiknya dimanfaatkan dengan disiplin — bukan untuk mengejar euforia.

“Dengan struktur keuangan yang sehat dan portofolio digital yang tumbuh, SCMA kini berada di fase transformasi penting.
Tantangannya bukan lagi soal bertahan di era digital, tapi bagaimana menumbuhkan profit secara berkelanjutan dari sana.”

Comments

Posts recommended based on similar topics and analysis focus