Analisis fundamental dan valuasi saham ULTJ 2025 berdasarkan data keuangan terbaru, termasuk margin, pertumbuhan, dan proyeksi profitabilitas.
Disclaimer:
Analisis ini bukan nasihat investasi. Saham berisiko tinggi—lakukan riset mandiri (DYOR - Do Your Own Research) dan konsultasi dengan penasihat keuangan berlisensi sebelum mengambil keputusan. Hasil masa lalu tidak menjamin kinerja masa depan.
Analisis Saham ULTJ (Ultra Jaya Milk Industry) 2025h1
Consumer defensive stock dengan arus kas kuat dan neraca tanpa tekanan utang besar.
Ultra Jaya Milk Industry (IDX: ULTJ) tetap menjadi salah satu emiten consumer staples paling defensif di Bursa Efek Indonesia.
Dengan produk-produk yang sudah melekat di pasar domestik—Ultra Milk, Teh Kotak, dan Good Day—ULTJ masih menunjukkan ketahanan terhadap pelemahan daya beli dan inflasi bahan baku.
1. Ringkasan Kinerja Keuanganh2
| Komponen | Nilai | Catatan |
|---|---|---|
| Harga saham (Nov 2025) | ± Rp1.490 | mengalami koreksi 14.9% YTD |
| Market Cap | Rp15,9 triliun | sektor consumer defensif menengah |
| Pendapatan (TTM) | Rp8,53 triliun | tumbuh 0,8% YoY |
| Laba Bersih (TTM) | Rp1,22 triliun | naik 183% YoY |
| EPS (TTM) | Rp116,97 | masih mencerminkan valuasi wajar |
| PER (TTM) | 12,82× | relatif rendah dibanding rata-rata sektor consumer (15–20×) |
| PBV | 1,33× | valuasi sejalan dengan rata-rata historis |
| Dividend Yield | 3,0% | konsisten membayar dividen tiap tahun |
| Piotroski F-Score | 7/9 | sinyal fundamental kuat |
Pertumbuhan laba bersih yang melonjak lebih dari 180% sebagian besar didorong oleh perbaikan efisiensi operasional, penurunan beban distribusi pasca pandemi, dan stabilisasi harga bahan baku susu global yang sempat menekan margin pada 2023.
2. Profitabilitas dan Efisiensih2
| Rasio | Nilai | Interpretasi |
|---|---|---|
| Gross Profit Margin | 31.87% | sehat untuk industri FMCG berbasis bahan baku impor |
| Operating Margin | 19.57% | meningkat dibanding tahun lalu (±16%) |
| Net Profit Margin | 16.56% | tertinggi dalam lima tahun terakhir |
| ROE | 15.50% | solid untuk perusahaan tanpa leverage tinggi |
| ROA | 14.18% | efisiensi aset yang baik |
| ROCE | 16.82% | menunjukkan penggunaan modal yang optimal |
ULTJ menjaga profitabilitas di atas rata-rata sektor minuman. Meskipun pertumbuhan penjualan melambat, pengendalian biaya dan optimalisasi distribusi tetap menjadi faktor utama menjaga margin.
3. Neraca dan Struktur Modalh2
| Komponen | Nilai | Keterangan |
|---|---|---|
| Total Aset | Rp8,57 triliun | stabil dari tahun sebelumnya |
| Ekuitas | Rp7,85 triliun | mendominasi 91% dari total aset |
| Debt-to-Equity Ratio | 0,03× | hampir tidak ada utang jangka panjang |
| Kas dan Setara Kas (Quarter) | Rp2,55 triliun | posisi likuid yang kuat |
| Free Cash Flow (TTM) | Rp581 miliar | menunjukkan arus kas operasional positif |
| Current Ratio | 8,97× | likuiditas sangat tinggi |
| Altman Z-Score | 19,82 | zona aman jauh dari risiko kebangkrutan |
Secara konservatif, ULTJ mempertahankan neraca yang nyaris tanpa utang. Struktur modal ini menjadikan perusahaan tahan terhadap tekanan suku bunga tinggi dan fluktuasi nilai tukar.
4. Pertumbuhanh2
| Indikator | YoY | Catatan |
|---|---|---|
| Pendapatan | +0.84% | stagnasi akibat permintaan domestik yang stabil tapi tidak ekspansif |
| Laba Kotor | –5.52% | sedikit tertekan oleh kenaikan biaya bahan baku |
| Laba Bersih | +183% | lonjakan signifikan pasca efisiensi operasional |
Pertumbuhan top-line (penjualan) yang relatif stagnan adalah sinyal bahwa pasar susu cair domestik sudah mencapai titik jenuh, sementara ekspansi ekspor belum menjadi pendorong utama.
Namun peningkatan laba bersih menunjukkan efektivitas manajemen biaya dan pemulihan margin dari sisi produksi.
5. Arus Kash2
| Komponen | Nilai (TTM) | Catatan |
|---|---|---|
| Cash from Operations | Rp1,19 triliun | arus kas positif dan konsisten |
| Cash from Investing | –Rp592 miliar | investasi rutin pada lini produksi dan distribusi |
| Cash from Financing | –Rp493 miliar | terutama untuk pembayaran dividen |
| Free Cash Flow | Rp581 miliar | menandakan kapasitas membayar dividen tetap aman |
Kinerja kas yang stabil mendukung kebijakan dividen reguler setiap tahun. Dengan cadangan kas >Rp2,5 triliun, kemampuan pembayaran dividen di kisaran 3% yield tetap berkelanjutan tanpa mengganggu ekspansi.
6. Dividenh2
ULTJ termasuk emiten consumer yang disiplin dalam pembayaran dividen.
| Tahun | Dividen per Saham (Rp) | Payout Ratio | Dividend Yield |
|---|---|---|---|
| 2024 | 45 | 36.5% | 3.0% |
| 2023 | 30 | 41.1% | 2.2% |
| 2022 | 25 | 35.6% | 2.0% |
Dividen meningkat sejalan dengan perbaikan laba. Meskipun yield-nya moderat, tingkat konsistensinya menjadikan ULTJ menarik bagi investor konservatif dengan orientasi pendapatan jangka panjang.
7. Kinerja Sahamh2
| Periode | Perubahan | Catatan |
|---|---|---|
| 1M | +11.9% | ada sentimen rebound jangka pendek |
| 6M | +8.6% | stabil dalam tren sideways |
| 1Y | –15.5% | pelemahan akibat normalisasi sektor consumer |
| 3Y | +8.3% | kinerja stabil tapi kurang agresif |
| 5Y | –9.3% | tertekan sejak pandemi dan kenaikan bahan baku global |
Kinerja harga saham mencerminkan tipikal saham defensif: volatilitas rendah, tetapi pertumbuhan harga terbatas. Valuasi saat ini memberi ruang upside moderat jika pertumbuhan penjualan kembali positif di 2026.
8. Valuasi dan Prospekh2
- PER (TTM): 12.82× — di bawah rata-rata sektor FMCG (sekitar 16–18×).
- PBV: 1.33× — menunjukkan valuasi wajar dengan margin of safety terbatas.
- Dividend yield 3% — menarik untuk profil risiko rendah.
- EPS annualized: Rp123 — mendukung valuasi sekitar Rp1.500–Rp1.600 per saham.
🎯 Fair value estimate: Rp1.650–Rp1.750
📉 Downside risk: terbatas selama laba tetap di atas Rp1 triliun per tahun.
📈 Upside potential: sekitar 10–15% dari harga saat ini, jika margin tetap >15% dan penjualan ekspor mulai tumbuh.
9. Risiko Utamah2
- Kenaikan harga bahan baku impor (susu bubuk, gula) dapat menekan margin.
- Kurs rupiah melemah akan berdampak pada biaya produksi.
- Pertumbuhan pasar domestik terbatas tanpa inovasi produk baru.
- Persaingan di segmen minuman siap saji (dari OT, Wings, dan Mayora) semakin ketat.
Namun dengan posisi kas kuat dan efisiensi tinggi, risiko fundamental ULTJ tergolong rendah dibanding mayoritas emiten consumer menengah.
10. Kesimpulanh2
| Aspek | Evaluasi |
|---|---|
| Kinerja Keuangan | Stabil dengan lonjakan laba 183% YoY |
| Valuasi | Moderat, PER di bawah rata-rata sektor |
| Dividen | Konsisten dan berkelanjutan |
| Risiko | Terkendali, terutama terkait biaya bahan baku |
| Outlook 2025–2026 | Netral ke positif |
ULTJ tetap menjadi saham consumer defensive dengan fundamental kuat dan neraca bersih.
Bagi investor jangka menengah yang mencari kestabilan dan arus kas positif, saham ini layak dipertahankan dalam portofolio konsumsi dasar Indonesia.
Outlook Summary:
“Ultra Jaya maintains its defensive stance with solid cash, minimal debt, and healthy margins. While topline growth remains sluggish, profitability recovery and consistent dividend payouts continue to support investor confidence in 2025.”
Comments