Analisis Saham TLKM (Telekomunikasi Indonesia) Q3 2025
3 mins

Analisis komprehensif saham TLKM 2025 berdasarkan data keuangan terbaru, prospek bisnis digital, dan valuasi terkini.

Disclaimer:

Analisis ini bukan nasihat investasi. Saham berisiko tinggi—lakukan riset mandiri (DYOR - Do Your Own Research) dan konsultasi dengan penasihat keuangan berlisensi sebelum mengambil keputusan. Hasil masa lalu tidak menjamin kinerja masa depan.

Analisis Saham TLKM (Telkom Indonesia) 2025h1

Telkom tetap jadi tulang punggung telekomunikasi Indonesia — dengan valuasi wajar dan dividen yang solid.

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (IDX: TLKM) menunjukkan kinerja yang stabil di tengah transisi besar menuju ekosistem digital. Meskipun pertumbuhan pendapatan sedikit melambat, profitabilitas masih terjaga dengan margin yang sehat, sementara dividen tetap menjadi daya tarik utama bagi investor jangka panjang.


1. Ringkasan Kinerja Keuanganh2

KomponenNilaiCatatan
Harga saham (Nov 2025)± Rp3.150masih di bawah level pra-pandemi
Market CapRp317,9 triliunsalah satu yang terbesar di BEI
Pendapatan (TTM)Rp147,4 triliunturun tipis 0,85% YoY
Laba Bersih (TTM)Rp21,8 triliunturun 18,6% YoY
EPS (TTM)Rp219,64masih kuat untuk dividen stabil
PER (TTM)14,61×wajar, sedikit di bawah rata-rata historis TLKM (15–17×)
PBV (TTM)2,11×valuasi masih moderat
Dividend Yield6,62%menarik untuk investor defensif
Piotroski F-Score5/9solid namun butuh pertumbuhan laba yang lebih konsisten

Kinerja TLKM tahun 2025 mencerminkan fase stabilisasi setelah serangkaian spin-off dan restrukturisasi internal, terutama setelah integrasi Telkomsel Enterprise dan penguatan entitas digital seperti Mitra Telkomsel, Indibiz, dan Telkom Data Ecosystem.


2. Profitabilitas dan Efisiensih2

RasioNilaiInterpretasi
Gross Profit Margin50.20%masih tinggi untuk sektor telekomunikasi
Operating Profit Margin25.32%stabil di tengah tekanan biaya infrastruktur
Net Profit Margin13.13%turun dari 2023, tapi tetap sehat
ROE (Return on Equity)15.87%efisien dibandingkan BUMN lain
ROA (Return on Assets)7.45%cukup kuat untuk bisnis beraset besar
ROCE (Return on Capital Employed)18.69%menunjukkan efisiensi penggunaan modal yang baik

Margin laba TLKM menurun ringan akibat kenaikan biaya maintenance jaringan dan ekspansi data center. Namun efisiensi digitalisasi internal membantu mempertahankan margin operasional di atas 25%.


3. Neraca dan Struktur Modalh2

KomponenNilaiCatatan
Total AsetRp291,9 triliundidominasi aset infrastruktur
EkuitasRp137,1 triliunstruktur modal sehat
Debt to Equity Ratio0.39×masih tergolong konservatif
Kas dan Setara KasRp31,6 triliunbuffer kuat untuk investasi & dividen
Free Cash Flow (TTM)Rp38,4 triliuntinggi dan konsisten positif
Altman Z-Score2.91aman, jauh dari risiko finansial tinggi

Telkom berhasil menjaga likuiditas meski agresif berinvestasi di data center, cloud, dan fixed broadband. Posisi kas yang besar memberikan fleksibilitas untuk ekspansi ke sektor digital tanpa perlu menambah utang signifikan.


4. Pertumbuhanh2

IndikatorYoYCatatan
Pendapatan–0.85%stagnasi akibat tekanan di layanan legacy
Laba Bersih–18.68%penurunan dari laba tinggi 2024 karena non-recurring gain sebelumnya
EBITDARp73,97 triliunstabil, margin sekitar 50%

Kinerja 2025 lebih mencerminkan normalisasi laba setelah tahun sebelumnya dipengaruhi oleh laba one-off dari divestasi sebagian bisnis menara. Segmen Telkomsel dan IndiHome Fiber tetap jadi penyumbang utama pendapatan, sementara Telkom Data Ecosystem (TDE) dan NeutraDC menjadi katalis baru pertumbuhan 2026.


5. Arus Kash2

KomponenNilai (TTM)Catatan
Cash from OperationsRp65,25 triliunsangat kuat
Cash from Investing–Rp26,49 triliunekspansi data center dan fiber backbone
Cash from Financing–Rp32,39 triliunpembayaran utang & dividen
Free Cash Flow (TTM)Rp38,44 triliunmendukung dividen dan belanja modal berkelanjutan

TLKM dikenal sebagai cash machine di BEI. Arus kas operasi yang besar tetap menopang pembagian dividen tinggi dan pendanaan ekspansi digital jangka panjang.


6. Dividenh2

TahunDividen per Saham (Rp)Payout RatioDividend Yield
2024212.47100.0%6.62%
2023178.5080.9%5.70%
2022167.6072.0%5.30%
2021149.9768.0%4.90%

Dengan payout ratio 100%, Telkom tetap menjadi salah satu penyumbang dividen terbesar di BEI. Ke depan, yield sekitar 6–7% masih dapat dipertahankan berkat arus kas yang kuat.


7. Kinerja Sahamh2

PeriodePerubahanCatatan
1M+4.90%mulai menunjukkan rebound
6M+6.21%tren sideways-to-bullish
1Y+15.47%outperform terhadap IHSG
3Y–27.38%tekanan sejak pandemi dan restrukturisasi
10Y+19.78%reli moderat dengan dividen besar

Meskipun harga saham TLKM relatif stagnan selama beberapa tahun terakhir, total return (harga + dividen) masih kompetitif jika dibandingkan dengan indeks LQ45.


8. Valuasi dan Prospekh2

RasioNilaiCatatan
PER (TTM)14.61×valuasi wajar, sejalan dengan rata-rata sektoral
PBV (TTM)2.11×stabil dalam kisaran 1.8–2.3× historis
EV/EBITDA4.83×undervalued relatif terhadap peers Asia Tenggara (6–7×)
Dividend Yield6.62%solid dan konsisten
PEG (3Y)–9.61pertumbuhan rendah, tapi arus kas kuat

🎯 Fair Value Estimate: Rp3.400–3.600
(berdasarkan rerata EV/EBITDA sektoral dan DCF konservatif)


9. Risiko dan Tantanganh2

  1. Persaingan ketat di layanan data dan broadband dari operator lain seperti XL dan Biznet.
  2. Tekanan biaya capex tinggi untuk infrastruktur digital.
  3. Pertumbuhan IndiHome yang melambat, perlu reposisi ke segmen B2B (IndiBiz).
  4. Fluktuasi nilai tukar dapat mempengaruhi biaya impor perangkat jaringan.

Meski begitu, TLKM punya keunggulan struktural: pangsa pasar luas, jaringan terbesar di Indonesia, dan kemampuan konsolidasi bisnis digital yang tidak dimiliki pesaing.


10. Kesimpulanh2

AspekEvaluasi
Kinerja KeuanganSolid, meski pertumbuhan terbatas
ValuasiWajar, ada potensi re-rating
DividenKonsisten, yield menarik 6–7%
RisikoTerkontrol, terutama dari capex digital
Outlook 2026Positif moderat

TLKM tetap menjadi saham “core holding” bagi investor jangka panjang.
Fundamental kuat, arus kas besar, dan konsistensi dividen menjadikannya pilihan aman di tengah volatilitas pasar.

“Bukan saham paling agresif, tapi salah satu yang paling stabil.
Di era ketidakpastian ekonomi, kestabilan seperti ini justru bernilai mahal.”

Comments

Posts recommended based on similar topics and analysis focus